Dampak Psikologis Pria yang Mengalami Disfungsi Ereksi dan Cara Mengatasinya
Disfungsi ereksi merupakan kondisi yang membuat seorang pria sulit mencapai atau tidak
mampu mempertahankan ereksinya selama berhubungan seksual. Kesulitan untuk ereksi ini
tentu saja berdampak pada kehidupan seksual seorang pria. Bila tak tertangani, bukan tidak
mungkin kondisi ini bisa mengganggu psikologis pengidapnya. Berikut merupakan beberapa
efek psikologis yang bisa terjadi pada pria pengidap disfungsi ereksi.
1. Kecemasan dan stres
Salah satu efek psikologis paling umum bagi pengidap disfungsi ereksi adalah kecemasan
dan stres. Kondisi ini membuat pengidapnya khawatir tentang kemampuan seksualnya saat
berhubungan seksual. Mereka merasa tertekan di hadapan pasangannya, kecemasan ini dapat
memicu siklus yang berlarut-larut karena rasa kekhawatiran tidak bisa memuaskan pasangan
bisa memicu stres dan memperparah impotensi. oleha karena itu, kaum wanita harus
menemukan cara menghadapi pria disfungsi ereksi dan bagaimana menenangkan
pasangannya ketika merasa cemas dan stres.
2. Rendahnya rasa percaya diri
Kegagalan berulang untuk mencapai ereksi juga bisa merusak rasa percaya diri seorang pria
dalam berhubungan seksual. Mereka bisa merasa rendah diri dan meragukan kemampuannya
untuk memuaskan pasangan. Rasa rendah diri ini dapat berdampak negatif pada pria dan
berdampak juga pada aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial dan pekerjaannya. Peran
kaum wanita adalah dengan memberikan rasa percaya diri kepada pasangannya, karena cara
menghadapi pria disfungsi ereksi adalah dengan dengan memberikan rasa percaya
kepadanya.
3. Depresi
Kecemasan dan stres bisa berkembang menjadi depresi, ketidakmampuan seoarang pria
dalam berhubungan seksual yang memuaskan dapat menyebabkan perasaan sedih, kehilangan
minat, dan kurangnya motivasi diri. Kehilangan gairah seksual juga dapat menjadi gejala
depresi yang akan memperparah disfungsi ereksi sehingga menciptakan siklus yang tidak
berujung.
4. Masalah dalam hubungan
Ketika salah satu pasangan mengalami masalah seksual, disfungsi ereksi pada pria bisa
mengganggu komunikasi dan keintiman dalam hubungan seksual. Pasangan wanita yang
tidak memahami penyebab disfungsi ereksi dapat merasa diabaikan atau tidak diinginkan.
Sementara pasangan pria yang mengalami kondisi ini mungkin merasa terbebani oleh tekanan
untuk tampil dengan baik.
5. Gelombang emosi negatif
Pria yang mengidap disfungsi ereksi cenderung mengalami berbagai gelombang emosi yang
negatif, termasuk frustasi, marah, dan malu. Mereka akan merasa frustrasi karena masalah ini
sangat mengganggu kehidupan dalam berhubungan seksual dan emosionalnya. Rasa marah
juga bisa muncul karena adanya perasaan yang tidak berdaya terhadap kondisi ini. Dan malu
pada saat berhubungan meruapakan reaksi umum karena stigma sosial yang masih melekat pada masalah seksual.
Banyak pria tidak mau mengakui bahwa mereka membutuhkan kasih sayang atau sekedar
sebuah pelukan. Padahal, dengan membahas permasalahan disfungsi ereksi bersama
pasangan adalah hal yang penting. Membicarakannya dengan pasangan akan mencegah
terbentuknya jarak emosional dan fisik. Selain itu, membicarakan dengan pasangan dapat
memberikan rasa nyaman dan dukungan emosional yang dibutuhkan. Cara mengdapai pria
disfungsi ereksi adalah dengan melakukan komunikasi dan membahas hubungan seksual.
Cara menghadapi pria disfungsi ereksi juga dapat dilakukan pasangan yaitu dengan menghubungkan daya tariknya dan daya tarik seksualnya dengan kemampuan untuk membuat pengidap disfungsi ereksi terangsang secara seksual.
seorang pengidap bisa jadi menderita, namun mereka tidak bisa banyak berbicara soal permasalahan disfungsi ereksi. Maka sangat penting bagi pengidap disfungsi ereksi untuk membahas secara terbuka apa cara terbaik untuk mengatasi kondisi tersebut. Oleh karena itu, cara mengatasi pria disfungsi ereksi salah satunya adalah dengan mengajaknya berkonsultasi ke dokter. Mungkin saja para pengidap disfungsi ereksi tidak merasa nyaman untuk membahas kehidupan seks mereka dengan androlog, urolog atau seksolog, namun ini merupakan cara paling efektif untuk mengatasi permasalahan seksual. Bersama dengan dokter, pengidap disfungsi ereksi dapat menentukan apa yang penting dalam kehidupan seks mereka dan memilih pengobatan terbaik untuk dapat memperoleh kehidupan seks yang memuaskan.